Ini
bukan mengenai kesendirian, ataupun keterasingan. Karena dua kata itu sangat
lekat dengan banyak malam yang aku lewati. Contohnya malam kemarin, atau malam
kemarinnya lagi. Akupun tak keberatan dengan keberadaannya. Sendiri berarti
kekuasaan. Menguasai keheningan, menguasai kehampaan, menguasai kebekuan.
Lihat, bahkan tak ada satupun yang berani membantahku. Tak ada yang berani
menjadi rivalku untuk menguasai malam ini. Ah, semuanya payah, tak punya
nyali.
Terasing
berarti kebebasan. Bebas melakukan apapun tanpa khawatir akan spekulasi. Siapa
yang berani berspekulasi jika di malam ini aku terasing, tak ada yang
mengenali?
Aku
masih penasaran. Apa aku benar-benar sendiri? Apa aku benar-benar terasing?
Karena sudah larutkah?! Aku melayangkan pandangan pada setiap jengkal ruangan
ini. Menatap lebih teliti dari sebelumnya. Lantas pandanganku terhenti pada
seekor hewan kecil. Malang
sekali hewan itu, kehadirannya tak pernah disadari. Seperti aku yang terasing
malam ini. Ah sudahlah. Bukannya aku tak akan membahas soal kesendirian ataupun
keterasingan, karena dua hal itu sudah benar-benar menjadi sebuah kemutlakan.
Malam
ini, ada banyak hal yang berkecamuk. Berbondong-bondong menyerang fikiran.
Meronta meminta penyelesaian, sementara aku sedang tak ingin menanggapinya. Ah,
semenjak destinasi ini berpindah hati bukankah aku selalu malas melakukan
apapun? Rasanya jika aku punya mesin waktu, ingin sekali aku hijrah ke masa
depan. Bertemu dengan kepastian. Memulai nol kehidupan dan banyak beribadah
karena kelak di depan ada suatu masa yang menjadikan banyak perbuatan menjadi
ladang ibadah.
Namun,
apa aku akan berkesempatan bertemu dengan masa itu? Ataukah akan seperti ini
saja? Ah, Dia yang paling tahu mana yang terbaik. Tak seharusnya aku merasa
risau. Tak seharusnya aku merasa ragu akan kepastian. Sudah semestinya aku
melakukan banyak hal untuk ketidakpastian. Mengumpulkan banyak bekal, beribadah
lebih banyak.
Wahai
Engkau, jauhkanlah aku dari risau hati. Jauhkan aku dari keraguan. Jika masih
saja aku terperangkap dalam kecamuk hati, jadikanlah itu sebagai ladang ibadah.
Jadikanlah itu sebagai jalan menuju ketidakpastian-Mu yang akan berujung indah,
yang akan berakhir baik. Aamiin…
Aamiiin,,
ReplyDelete